Sabtu, 19 Oktober 2013

Jurnal Perilaku Konsumen

PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL BERBASIS
PERILAKU KONSUMEN
PENDAHULUAN
            Semarang dengan jumlah penduduk lebih dari 1,4 juta jiwa, merupakan pasar yang potensial bagi peritel nasional maupun peritel asing. Banyaknya jumlah penduduk merupakan factor utama berhasil tidaknya pasar ritel. Pasar Tradisional sebagai salah satu pasar ritel adalah symbol perekonomian rakyat. Nilai guna pasar tradisional sangat urgen bagi masyarakat bawah, karena terdapat puluhan ribu orang rayat kecil (pedagang) yang menggantungkan biaya hidupnya, sumber kehidupannya.
            Pasar modern di kota Semarang tumbuh dengan pesat. Disatu sisi perkembangan pasar modern menimbulkan suatu kekhawatiran akan menggeser posisi pasar terdisional. Disisi lain kehadiran pasar modern dirasa lebih menguntungkan konsumen karena memunculkan berbagai alternative untuk berbelanja dengan fasilitas yang menyenangkan. Pasar modern berhasil menagkap kebutuhan konsumen, mampu memenuhi keinginan serta selera konsumen, sementara pasar terdisional lambat merespon perubahan perilaku berbelanja konsumen yang semakin dinamis. Akibatnya, perilaku berbelanja konsumen pun ikut berubah dan mulai berpaling ke pasar modern.
Dengan semakin pesatnya perkembangan pasar modern mengindikasikan munculnya berbagai masalah di pasar tradisional. Indikasi ini terlihat ketika konsumen berlari meninggalkan pasar tradisional dan beralih ke pasar modern. Ketika pedagang merasa omset penjualannya semakin lama semakin turun.
Pedagang pasar tradisional harus bersedia berbenah diri agar tetap survive, dapat berkembang, dapat bersaing dan tidak ditinggalkan konsumennya. Para pedagang pasar tradisional perlu melakukan introspeksi diri dengan melihat apakah selama ini pedagang telah memahami keinginan konsumen ataukah belum.
Masalah Penelitian :
1)      Apa yang dipertimbangkan konsumen sehingga memutuskan berbalanja di pasar tradisional maupun modern?
2)      Variabel apa yang menyebabkan konsumen cenderung berbelanja dipasar tradisional?
3)      Variabel apa yang menyebabkan konsumen dipertimbangkan konsumen berbelanja dipasar modern?
4)      Variabel apa yang sama-sama dipertimbangkan konsumen berbelanja di pasar modern maupun tradisional?
 
LANDASAN TEORI
Perilaku Konsumen
            Menurut A. Abdurahman (1973), Konsumen adalah seseorang yang menggunakanatau memakai atau mengkonsumsi barang dan jasa, bukan seseorang yang menyebarkan atau mendistribusikan atau menghasilkannya. Menurut Basu Swasta dan Hani Handoko (1997), Perilaku Konsumen adalah akativitas individu yang secara langsung terlibat untuk mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Pasar Tradisional
          Pasar adala orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya (Basu Swasta, 1995).
        Dalam lingkup pasar tradisional sebagai pasar pemerintah terdapat 3 pelaku utama yang terlibat dalam aktivitas sehari-hari, yaitu penjual, pembeli dan pegawai/pejabat dinas pasar (Riasto Widiatmini, Jurnal Bisnis Strategi, 2006).
Ciri-ciri Pasar Tradisional
1.   Dalam pasar tradisional tidak berlaku fungsi-fungsi manajemen : Planning, Organizing, Actuating, dan controlling.
2.      Tidak ada konsep Marketing, yaitu : bahwa pembeli adalah raja, penentuan harga berdasarkan perhitungan harga pokok ditambah keuntungan tertentu, produk berkualitas dan tempat penjualan yang nyaman bagi pembeli.
Sedangkan Penjual Pasar Tradisional biasanya mempunyai ciiri :
1.      Tempat jualannya kumuh, sempit, tidak nyaman, dan gelap.
2.      Penampilan penjualannya tidak menarik.
3.      Cara menempatkan barang dagangan tanpa konsep marketing.
Adapun Pembeli Pasar Tradisional mempunyai ciri :
1.      Rela berdesak-desakan ditempat yang tidak nyaman
2.      Tidak peduli dengan lalu-lalang pembeli lainnya.
3.      Pembeli pasar tradisional biasanya menguasai dan mengenal pasar tersebut terutama masalah harga, karena bila tidak tahu, harga komoditas bisa dua atau tiga kali lipat.
Pasar Swalayan atau Modern
            Pasar swalayan atau Modern merupakan media yang menjual berbagai barang kebutuhan secara kompleks, baik kelontong maupun produk lainnya. Bahkan akhir-akhir ini, pasar swalayan menjadi suatu media yang mengagumkan dalam menarik atau mengubah image belanja konsumen.
Ciri-ciri Pasar Modern :
1.      Kelangkaan pasar modern menjadikan sangat efisien karena para konsumen melakukan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh pramuniaga secara pribadi melayani konsumen berbelanja.
2.      Mempunyai penataan ruang yang membuat nyaman para pembeli
3.      Pelanggan sendiri yang melakukan pembelian, memilih barang sesuai keinginan dan mengisi keranjang belanja yang dibawa serta.
4.      Pasar modern lebih mencerminkan industrialisasi jasa.
Kerangka Penelitian
            Penelitian ini mengkaji factor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan berbelanja di pasar tradisional di tinjau dari persepsi pedagang dan konsumen. Variabel yang menjadi pertimbangan ini diambil dari model Perilaku Konsumen Assael (1992) dan kemudian dikembangkan oleh peneliti, yang meliputi variabel yang berasal dari Internal Konsumen, dari ekstenal konsumen serta berasal dari pasar tradisional itu sendiri.
            Selanjutnya di identifikasi factor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan berbelanja di pasar modern. Terdapat 60 variabel yang diteliti, kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan hasil sebelumnya, yaitu pertimbangan konsumen memilih pasar tradisional. Hasil penelitian akan dapat teridentifikasi variabel yang membedakan konsumen memiih berbelanja di pasar tradisional dan modern, serta teridentifikasi kecenderungan konsumen memilih berbelanja dipasar modern atau tradisional.



METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel
            Penelitian ini mengambil sembilan pasar tradisional dan modern di kota Semarang. Sedangkan populasi target adalah konsumen dan para pedagang yang berjualan di pasar terpilih. Pasar Modern yang diteliti meliputi hypermarket, supermarket serta minimarket. Penentuan pasar modern didasarkan atas lokasi yang letaknya paling dekat dengan pasar tradisional. Responden pasar tradisional berjumlah 355 pedagang dan 339 konsumen, sedangkan responden pasar modern berjumlah 324 konsumen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan khusus pertama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi pedagang mengenai faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen berbelanja di pasar tradisional. Untuk menjawab tujuan ini dipergunakan alat statistik analisis faktor dibantu program SPSS.
Pada penelitian ini diuji 60 variabel. Hasil analisis faktor terhadap keenam puluh variabel menunjukkan Bartlett’s test of sphericity mempunyai tingkat signifikansi 0,00 sehingga analisis faktor boleh dipakai pada penelitian ini. Selanjutnya masing-masing variabel diuji MSA nya dan ternyata tidak ada variabel yang mempunyai MSA dibawah 0,5 sehingga keenampuluh variabel memenuhi syarat untuk dilakukan analisis faktor.
Berdasarkan nilai eigenvalue yang lebih besar dari 1, terdapat 15 faktor yang terbentuk dan besarnya kumulatif variance adalah 64,81%. Ini artinya total kelimabelas faktor akan dapat menjelaskan 64,81% dari variabilitaske 60 variabel asli tersebut. Kelimabelas faktor yang terbentuk kemudian dirotasi dengan mempergunakan metode varimax. Kelimabelas faktor hasil rotasi kemudian diberi nama sesuai dengan variabel yang tercakup didalamnya , dimana variabel-varibel tersebut telah dirangking berdasarkan urutan faktor loading terbesar. Urutan factor loading dari yang terbesar akan menunjukkan urutan korelasi dari yang tinggi dari suatu variabel terhadap faktornya.
Persepsi konsumen mengenai faktor-faktor yang menyebabkan konsumen
mempertimbangkan berbelanja di pasar tradisional.
Sebagaimana telah disebutkan, tujuan khusus kedua dari penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi konsumen mengenai faktor-faktor yang menyebabkan konsumen memutuskan berbelanja di pasar tradisional.
Hasil analisis faktor terhadap keenam puluh variabel yang diuji menunjukkan Bartlett’s test of sphericity mempunyai tingkat signifikansi 0,00, dan nilai MSA masing-masing variabel dibawah 0,5. Berdasarkan nilai eigenvalue yang lebih besar dari 1, terdapat 17 faktor yang terbentuk dan besarnya kumulatif variance adalah 66,167 %. Ini artinya total ketujuhbelas faktor akan dapat menjelaskan 66,167 % dari variabilitas ke 60 variabel asli tersebut.
Perbedaan persepsi pedagang dan konsumen mengenai faktor-faktor yang menyebabkan konsumen memutuskan berbelanja di pasar tradisional
Tujuan khusus ke tiga dari penelitian ini adalah mengidentifikasi perbedaan persepsi pedagang dan konsumen mengenai faktor-faktor yang menyebabkan konsumen memutuskan berbelanja di pasar tradisional. Indentifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pedagang telah mengetahui apa yang diinginkan konsumennya ataukah tidak. Untuk menjawab tujuan ini dipergunakan alat statistik analisis Diskriminan.Hasil analisis Diskriminan menunjukkan bahwa terdapat 16 variabel yang membedakan persepsi pedagang dan konsumen mengenai faktor-faktor apa yang menjadi pertimbangan konsumen memutuskan berbelanja di pasar tradisional. Secara urut variabel – variabel tsb terangkum dalam tabel 1.
 


Tabel 1

Variabel pembeda persepsi pedagang dan konsumen
NO
NAMA VARIABEL
NILAI LOADING
Urutan factor menurut Pedagang
Urutan factor menurut Konsumen
1
Berharap ada fasilitas Pembayaran
0,419
1
17
2
Tidak tersedia berbagai fasilitas
0,401
1
-
3
Ke pasar bukan karena ada iklan
0,384
1
4
4
Ke pasar tradisional bukan karena pasar menjual produk impor
0,341
1
-
5
Gaya Hidup
0,300
4
3
6
Terpengaruh pembicaraan orang lain
0,297
13
4
7
Fasilitas parker
0,281
6
12
8
Mutu
0,265
7
-
9
Harga Murah
0,250
3
10
10
Kondisi fisik pasar
0,231
2
1
11
Tidak ada kejelasan harga
0,202
-
14
12
Penanganan keluhan
0,194
6
-
13
Belanja sesuai rencana
0,128
10
-
14
Lokasi dekat
0,090
3
8
15
Tidak dibohongi
0,051
7
7
16
Tidak ada pertimbanganan pendidikan
0,007
4
16



Persepsi konsumen mengenai faktor-faktor yang menyebabkan konsumen

memutuskan berbelanja di pasar modern.
Hasil analisis faktor terhadap keenam puluh variabel menunjukkan Bartlett’s test of sphericity mempunyai tingkat signifikansi 0,00 dan tidak ada variabel yang mempunyai MSA dibawah 0,5. Berdasarkan nilai eigenvalue yang lebih besar dari 1, terdapat 17 faktor yang terbentuk dan besarnya kumulatif variance adalah 67,220%. Ketujuhbelas faktor yang terbentuk kemudian dirotasi dengan mempergunakan metode varimax.
Variabel yang membedakan konsumen berbelanja di pasar modern dan pasar
tradisional
Hasil analisis Diskriminan menunjukkan bahwa terdapat 18 variabel yang membedakan konsumen memutuskan berbelanja di pasar modern dan pasar tradisional, Secara urut variabel – variabel tsb terangkum dalam tabel 2.
Tabel 2
Variabel yang membedakan Konsumen berbelanja di pasar modern dan pasar internasional
NOMOR
NAMA VARIABEL
NILAI LOADING
1
Kejelasan Harga
0,589
2
Tidak becek
0,559
3
Bersih dan Tidak Bau
0,557
4
Ber AC
0,545
5
Keamanan
0,404
6
Harga Pas
0,368
7
Konsis fisik bangunan
0,290
8
Harga Murah
0,277
9
Fasilitas pembayaran
0,260
10
Promosi
0,250
11
Iklan
0,220
12
Cari Hiburan
0,200
13
Dilayani langsung
0,191
14
Kenyamanan
0,166
15
Memenuhi Kebutuhan
0,144
16
Prestise
0,067
17
Tidak dijual di pasar tradisional
0,044
18
Pendidikan
0,003
Nilai loading menunjukkan kontribusi setiap variabel untuk membentuk fungsi diskriminan atau relatif pentingnya masing-masing variabel di dalam membedakan kedua kelompok, yakni kelompok konsumen pasar modern dan kelompok konsumen pasar tradisional. Dari hasil nilai loading maka variabel Kejelasan harga merupakan variabel yang paling membedakan, disusul kemudian Tidak becek dan seterusnya seperti ditunjukkan dalam tabel 5 diatas.
Dari 18 variabel yang membedakan konsumen memilih pasar modern ataukah pasar tradisional, kemudian dapat dikelompokkan variabel mana yang lebih cenderung dipertimbangkan di pasar modern dan mana yang lebih cenderung dipertimbangkan di pasar tradisional. Secara rinci pengelompokkan tersebut terangkum dalam tabel 3 berikut :
Tabel 3
Pengelompokan Variabel Pembeda
Pasar Modern
Pasar Tradisional
1.      Kejelasan Harga
1       Harga bisa di tawar
2       Tidak Becek
2.     Harga Murah
3       Bersih dan tidak bau
3.     Dilayani langsung
4       Ber AC
4.     Memenuhi kebutuhan sehari-hari
5       Keamanan
6       Kondisi fisik bangunan
7       Fasilitas Pembayaran
8       Promosi
9       Iklan
10   Cari Hiburan
11   Kenyamanan
12   Prestise
13   Tidak dijual di pasar tradisional
14   Pendidikan Konsumen
Dari tabel 6 diatas terlihat variabel-variabel yang membedakan kecenderungan konsumen berbelanja di pasar modern serta kecenderungan berbelaja di pasar tradisional. Terdapat empatbelas variabel yang membuat konsumen cenderung berbelanja di pasar moden serta terdapat empat variabel yang membuat konsumen cenderung berbelanja di pasat tradisional.
  
KESIMPULAN

§  Terdapat lima belas faktor yang dipertimbangkan konsumen untuk memutuskan berbelanja di pasar tradisional menurut persepsi pedagang. Kelimabelas factor ini adalah Komitmen konsumen, Keluhan Konsumen, Lokasi dan Harga, Faktor yang berasal dari individu konsumen, Penanganan keluhan atas barang yang dijual, Produk, Prestise dan budaya, Tidak dijual di pasar modern, Konsumen belanja sesuai rencana, Jumlah pembelian tidak dibatasi, parkir, Terpengaruh pembicaraan orang lain, terpengaruh keluarga dan Teman, serta kelompok refererence.
§  Terdapat tujuh belas faktor yang dipertimbangkan konsumen untuk memutuskan berbelanja di pasar tradisional menurut persepsi konsumen. Ketujuh belas factor tersebut adalah Keluhan akan kondisi pasar, Produk, Perilaku konsumen, Komitmen konsumen, Kelompok reference, keluhan akan Lorong pasar dan sarana parkir , Tidak dibohongi, Lokasi, Budaya dan kepuasan, Harga, Hidup dan ramai, Jam buka, Penataan barang, Kejelasan harga, berbelanja sambil mencari hiburan, Pendidikan, Pendapatan dan berharap ada fasilitas pembayaran.
§  Pedagang belum sepenuhnya memahami konsumennya. Ini ditunjukkan dengan banyaknya variabel yang membedakan persepsi konsumen dan pedagang mengenai faktor-faktor apa yang menjadi pertimbangan konsumen memutuskan berbelanja di pasar modern.
§  Konsumen cenderung berbelanja di pasar modern karena terdapat kejelasan harga, tidak becek, bersih dan tidak bau, ber AC, aman, Kondisi fisik bangunan bagus, terdapat fasilitas pembayaran, terpengaruh promosi, iklan, berbelanja sambil mencari hiburan, nyaman, prestise, menjual produk yang tidak ada di pasar tradisional serta terpengaruh pendidikan konsumen. Sedangkan konsumen cenderung berbelanja di pasar tradisional karena harga di pasar tradisional bisa ditawar, harganya murah, dilayani langsung serta berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
 DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. (1992) Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Basu Swasta (1995), Pengantar Bisnis Modern, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Datin (2007), Keunggulan hanya pada harga, dalam http://disperindagjabar.go.id/, 20 Mei 2007.
Engel, James F.; Blackwell, Roger D. & Miniard, Paul W. (1994) Perilaku Konsumen. terjemahan FX Budiyanto. Binarupa Aksara, Jakarta.
Ibnu Khajar (2005), Analisis beberapa faktor yang mempengararuhi Perilaku konsumen Pasar klewer di Kotamadya Surakarta, dalam JRBI Vol 1 no 1, Januari 2005
Kompas, Pedagang Keluhkan Kondisi Fisik Pasar Tradisional di Kota Seamarang,
Mei 2002
Kompas, Menjaga kesetiaan Konsumen pasar tradisional, Juli 2007
Kotler, Philip & Armstrong, Garry. (1997) Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 1. Alih bahasa Alexander Sindoro. Prenhallindo, Jakarta.
Loudon, David L & Albert Della Bitta . (1993) Consumer Behavior. Fourth Edition. McGraw-Hill ,Inc.
Malhotra, Naresh K. (1996) Marketing Research : An Applied Orientation. second
edition.
Nasir Aziz (2001), Image pasar Swalayan dan Pengaruhnya terhadap Pembelian Produk Convenience di Kota Banda Aceh, dalam Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 3 No 2, Mei 2001
Nurmansyah Lubis (2005), Keberadaan Hypermarket Menghambat Perkembangan Pasar Tradisional, dalam www.pks-jakarta.or.id, 18 November 2005
Pergeseran Preferensi Konsumen, siapkah kita?, dalam aji@mediacorpradio.com, 22 Juni 2006
Rhenald Kasali (2007), Ritel Tradisional vs Ritel Modern, dalam Kompas 23 Maret 2007
Sekaran, Uma. (1992) Research Methods For Business : A Skill-Building Approach, Second Edition. Jhon Willey & Son Inc, New York.
Suara Merdeka, Pasar Tradisional terdesak Mal, Selasa 5 April 2005
Suara Merdeka, Hipermarket Mengancam Pasar Tradisional, 25 Februari 2005
Subandi (2005), Pasar tradisional perlu Regulasi, dalam Suara Merdeka, 6 Desember 2005