Pembelian adalah serangkaian tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa
melalui pertukaran, dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual
kembali.
Menurut Riyanto, Bambang (Dasar-dasar Pembelian : 1995) pembelian
merupakan system aplikasi siklus pengeluaran yang umum. System aplikasi
pembelian mencakup prosedurprosedur pemilihan pemasok, permintaan,
pembelian, penerimaan, dan pembayaran kepada pemasok. Model system
aplikasi pembelian mencakup pemisahan fungsi-fungsi berikut ini:
permintaan, pembelian, penerimaan, gudang, hutang dagang, dan buku
besar. Prosedur pemilihan pemasok yang memadai merupakan faktor penting
dalam keterpaduan seluruh system aplikasi pembelian.
Tahapan-tahapan prosedur pembelian menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:
1. Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam
formulir surat penerimaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang
tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang-barang yang langsung
dipakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian
langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan
pembelian.
2. Prosedur permintaan penawaran harga pemilihan pemasok
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat penawaran harga
kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan
berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan
pemasok yang akan ditujukan sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh
perusahaan.
3. Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembelian
kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit
organisasi lain dalam perusahaan (misalnya fungsi penerimaan, fungsi
yang meminta barang dan fungsi pencatat utang) mengenai order pembelian
yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
4. Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai
jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok dan kemudian
membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan barang dari pemasok
tersebut.
5. Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan
barang dan faktur dari pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan utang
atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.
6. Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebet dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.
Pentingnya fungsi pembelian
Management audit bisa digunakan untuk mengevaluasi organisasi secara
keseluruhan ataupun fungsi tertentu dalam organisasi, untuk menentukan
apakah perusahaan sudah memperoleh efisiensi biaya yang maksimum dari
yang telah dilaksanakan oleh fungsi tersebut selama ini. Penelitian ini
menjadikan fungsi pembelian sebagai sasaran audit.
Fungsi pembelian sering dianggap sebagai bagian yang paling penting dan
berpengaruh, bahkan bisa dikatakan sebagian besar proses bisnis berasal
dari kegiatan pembelian. Alasan yang sangat fundamental untuk membahas
fungsi pembelian ialah karena dalam bidang ini pemborosan mudah terjadi,
baik karena perilaku yang disfungsional maupun karena kurangnya
pengetahuan dalam berbagai aspek pembelian bahan, sarana, prasarana dan
suku cadang yang diperlukan perusahaan.
Pandangan ini menurut Siagian (2001:192) mudah dipahami karena dalam
proses produksi perusahaan memerlukan bahan baku. Tidak banyak
perusahaan yang menguasai sendiri bahan baku yang diperlukan untuk
diolah lebih lanjut menjadi produk jadi, sehingga bisa disimpulkan bahwa
tidak ada satupun bentuk atau jenis perusahaan yang tidak terlibat
dengan fungsi pembelian. Pengalaman banyak perusahaan bahwa biaya untuk
menghasilkan suatu produk mungkin mencapai sekitar lima puluh persen
dari harga jual produk, menjadikan fungsi pembelian sebagai sumber
pemborosan apabila tidak diselenggarakan dengan baik dan sumber
penghematan yang akan memperbesar laba perusahaan apabila dilakukan
dengan teliti dan cermat.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa pembelian merupakan area yang penting yang dikemukakan Brown dkk. (2001:131), yaitu:
1. Fungsi pembelian memiliki tanggung jawab untuk mengelola masukan
perusahaan pada pengiriman, kualitas dan harga yang tepat, yang meliputi
bahan baku, jasa dan sub-assemblies untuk keperluan organisasi.
2. Berbagai penghematan yang berhasil dicapai lewat pembelian secara
langsung direfleksikan pada lini dasar organisasi. Dengan kata lain,
begitu penghematan harga dibuat, maka akan mempunyai pengaruh yang
langsung terhadap struktur biaya perusahaan. Sehingga sering dikatakan
bahwa penghematan pembelian 1% ekivalen dengan peningkatan penjualan
sebesar 10%.
3. Pembelian dan suplai material mempunyai kaitan dengan semua aspek operasi manajemen.
Tugas dan tanggung jawab fungsi pembelian
Pada dasarnya peran fungsi pembelian adalah untuk menyediakan barang dan
jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan pada waktu, harga dan kualitas
yang tepat. Assauri (1998:162) menjabarkan tanggung jawab bagian
pembelian sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar
rencana operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada
tingkat harga dimana perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan
produknya.
2. Bertanggung jawab atas usaha-usaha untuk dapat mengikuti
perkembangan bahan-bahan baru yang dapat meguntungkan dalam proses
produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi produk perusahaan, harga serta desainnya.
3. Bertanggung jawab untuk menurunkan investasi atau meningkatkan
perputaran bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke dalam
pabrik dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi.
4. Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki
data-data dan perkembangan pasar, perbedaaan sumber-sumber penawaran
(supply) dan memeriksa pabrik suplier untuk mengetahui kapasitas dan
kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
5. Bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli
setelah diterima dan bertanggung jawab atas pengawasan persediaan.
Tugas-tugas yang dilakukan bagian pembelian dalam memenuhi tanggung jawab tersebut diatas antara lain:
1. Melakukan pembelian bahan-bahan secara bersaing atas dasar nilai
yang ditentukan tidak hanya pada harga yang tepat tetapi juga pada waktu
yang tepat, serta jumlah dan mutu yang tepat pula.
2. Membantu pemilihan bahan-bahan dengan melakukan penyelidikan.
3. Melaksanakan usaha-usaha pencarian paling sedikit dua sumber suplai.
4. Mempengaruhi tingkat persediaan terendah.
5. Menjaga hubungan baik dengan suplier.
6. Melakukan kerjasama dan koordinasi yang efektif dengan fungsi-fungsi lainnya dalam perusahaan.
7. Meneliti keadaan perdagangan pasar.
8. Membeli seluruh bahan-bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan tepat
waktu sehingga tidak menganggu rencana produksi dari perusahaan
tersebut.
Galloway dkk. (2000:305) mendefinisikan tujuan dan tanggung jawab departemen pembelian adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Memilih, mengevaluasi dan mengembangkan sumber-sumber untuk bahan dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan.
2. Memelihara dan membangun relasi dengan suplier yang berkenaan dengan kualitas, pengiriman, pembayaran dan pengembalian.
3. Mencari bahan dan produk baru, serta sumber-sumber baru untuk
memperoleh bahan dan produk yang lebih baik yang mungkin bisa digunakan
oleh perusahaan di masa yang akan datang.
4. Melakukan negosiasi dan memperoleh bahan baku, peralatan, barang
dan jasa pada harga yang mencerminkan the best value for money.
5. Ikut berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas untuk reduksi biaya.
6. Memelihara sistem komunikasi yang efektif dan melakukan konsultasi secara rutin dengan fungsi-fungsi internal.
7. Selalu memberikan informasi mengenai biaya pembelian dan berbagai
perubahan yang mungkin bisa mempengaruhi laba perusahaan dan
perkembangan dimasa mendatang kepada manajemen puncak.
Sumber : http://arie-dwiputra.blogspot.com/2012/10/pembelian.html
http://www.ilmumu.com/pengetahuan/pengertian-pembelian/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar