Data adalah kumpulan
informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan,
dapat berupa angka, lambang atau sifat. Menurut Webster New World
Dictionary, pengertian
data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu
sesuatu yang diketahui atau dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi
merupakan fakta (bukti). Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan
atau persoalan. Data bisa juga didefinisikan sebagai sekumpulan informasi atau
nilai yang diperoleh dari pengamatan (obsevasi) suatu objek. Data yang baik
adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu dan
mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu
masalah secara menyeluruh merupakan data relevan.
Jenis-jenis
data dapat dibagi berdasarkan sifatnya,
sumbernya, cara memperolehnya, dan waktu pengumpulannya. Menurut sifatnya, jenis-jenis
data yaitu:
- Data Kualitatif: data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka, misalnya: Kuesioner Pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan sebuah rumah sakit atau gaya kepemimpinan, dll.
- Data Kuantitatif: data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, misalnya: harga saham, besarnya pendapatan, dll.
Jenis-jenis
data menurut sumbernya, antara lain:
- Data Internal: data intenal adalah data dari dalam suatu organisasi yang menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Contohnya: suatu perusahaan, jumlah karyawannya, jumlah modalnya, atau jumlah produksinya, dll.
- Data Eksternal: data eksternal adalah data dari luar suatu organisasi yang dapat menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat mempengaruhi hasil penjualan suatu perusahaan.
Jenis-jenis
data menurut cara memperolehnya, antara
lain:
- Data Primer (primary data): data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi.
- Data Sekunder (secondary data): data sekunder adalah data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.
Jenis-jenis
data menurut
waktu pengumpulannya, antara lain:
- Data cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut. Misalnya; data penelitian yang menggunakan kuesioner.
- Data berkala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut. Misalnya, perkembangan uang beredar, harga 9 macam bahan pokok penduduk.
A. Sumber
Data
Sumber
data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada.
Contoh
data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner,
kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara
sumber.
Contoh
data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi,
gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang
diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
B. Metode
Pengumpulan Data
Dalam
penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan
penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa
sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis
sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh
dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak
langsung (data sekunder).
Metode
Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya
melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan
Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list,
kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan
lainnya.
Adapun
tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan
wawancara.
1. Angket
Angket /
kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya.
Meskipun
terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan
jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam
Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran
dan penampilan fisik.
Prinsip
Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
- Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
- Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
- Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
2.
Observasi
Obrservasi
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap
dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Participant
Observation
Dalam
observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari
orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya
seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat
siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
Non
participant Observation
Berlawanan
dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang
diamati.
Misalnya
penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan
dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu
sebagai data penelitian.
Kelemahan
dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena
hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang
terkandung di dalam peristiwa.
Alat yang
digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku
catatan, kamera photo, dll.
3.
Wawancara
Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau
sumber data.
Wawancara
pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan
karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada
sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data
(umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara
terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
- Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
- Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.
Kelebihan
dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data
1. Metode
Observasi
Pengumpulan
data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar
lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik
mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
- Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
- Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
- Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan
dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan
pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa
keuntungan antara lain :
Pertama.
Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal,
perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau
sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung
mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak
menggantungkan data dari ingatan seseorang;
Kedua.
Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat
berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal.
Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau
peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan
pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan
yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu
metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.
2. Metode
Wawancara
Yang
dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan
tatap muka maupun melalui telpon.
Wawancara
Tatap Muka
Beberapa
kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
- Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
- Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
- Bisa membaca isyarat non verbal
- Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara
kekurangannya adalah :
- Membutuhkan waktu yang lama
- Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
- Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
- Pewawancara perlu dilatih
- Bisa menimbulkan bias pewawancara
- Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
Wawancara
via phone
Kelebihan
- Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
- Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
- Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
- Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
- Wawancara harus diusahakan singkat
- Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel
3.Metode
Kuesioner
Kuesioner
adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan
tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan
jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab
secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran
kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner
secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini
memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara
pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika
pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun
kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan
untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
Etika
dalam Pengumpulan Data
Beberapa
isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
- Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
- Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
- Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
- Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
- Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
- Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
- Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental.
- Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama study.
Jenis-jenis teknik pengambilan Sampel
1) Teknik sampling secara probabilitas
Teknik
sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang
dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota
populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh
diharapkan merupakan sampel yang representatif.
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a)
Teknik sampling secara rambang sederhana atau random sampling.
Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang
sederhana adalah dengan undian.
b)
Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling). Prosedur
ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang
kesekian dari daftar populasi.
c)
Teknik sampling secara rambang proporsional (proporsional random sampling).
Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian
diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya dapat
dilakukan secara undian maupun sistematis.
d)
Teknik sampling secara rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi
sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling
secara proportional.
e)
Teknik sampling secara kluster (cluster sampling) Ada kalanya
peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan
subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu
peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang
ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut
cluster sampling atau multi-stage sampling.
2) Teknik sampling secara
nonprobabilitas.
Teknik
sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang ditemukan atau ditentukan
sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Beberapa jenis atau cara
penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut.
a)
Purposive sampling atau judgmental
sampling Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample
yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan
peneliti.
b) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju).
Penarikan
sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya
ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga ditentukan
berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample
semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.
c)
Quota sampling (penarikan sample secara jatah). Teknik sampling
ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan.
Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui
sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.
d)
Accidental sampling atau convenience sampling Dalam
penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan
terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia
bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel
semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.
Teknik Pembuatan
Kuisioner
Kuesioner
adalah Daftar
pertanyaan yang tersusun dengan baik yang digunakan untuk alat pengumpulan data
melalui survei.
Kuesioner
harus sesuai dengan masalah yang diteliti. Oleh karena itu sebelum menyusun
kuesioner, masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas.
Jenis
data yang dapat dikumpulkan menggunakan kuesioner bisa kualitatif maupun
uantitatif.
Tujuan
pembentukan kuesioner: sebagai alat memperoleh data yang sesuai dengan tujuan
penelitian dan penjabaran dari hipotesis
Persyaratan
Kuesioner:
Relevan
dengan tujuan penelitian
Mudah
ditanyakan
Mudah
dijawab
Data
yang didapat mudah diolah
Langkah-Langkah
Pembuatan Quesioner:
Langkah
1:
•
Menentukan Hipotesis
•
Menentukan tipe survey yang akan digunakan
•
Menentukan pertanyaan-pertanyaan survey
•
Menentukan kategori jawaban
•
mendesain letak survey
Langkah
2:
•
Rencanakan bagaimana data akan dikumpulkan
•
Uji awal alat pengukuran
Langkah
3:
•
tentukan target populasi
•
tentukan teknik sampling (random sampling, non random sampling)
•
tentukan ukuran sampel
•
pilih sampel
Langkah
4:
•
Temukan responden
•
lakukan interview/wawancara
•
kumpulkan data dengan teliti
Langkah
5:
•
Masukkan data kedalam komputer
•
periksa ulang seluruh data
•
lakukan analisis statistik pada data yang diperoleh
Langkah
6:
•
Jelaskan metode dan penemuan dalam laporan penelitian
•
Presentasikan untuk mendapatkan masukan dan evaluasi
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Kuesioner:
1.
Pertanyaan hendaknya jelas maksudnya:
a.
Pertanyaan tidak terlalu luas
b.
Pertanyaan tidak terlalu panjang
c.
Pertanyaan tidak boleh memimpin
d.
Menghindari pertanyaan yang dobel negatif
2.
Pertanyaan hendaknya membantu ingatan responden
3.
Pertanyaan menjamin responden untuk dengan mudah mengutarakan jawabannya
4.
Pertanyaan hendaknya menghindari bias
5.
Pertanyaan memotovasi responden untuk menjawab
6.
Pertanyaan dapat menyaring responden
7.
Pertanyaan hendaknya dibuat sesederhana mungkin
Tipe
Pertanyaan dan Kategori Respon Berdasar jenis:
•
Threatening questions/ Pertanyaan yang mengancam : aktivitas sexual, penggunaan
obat-obatanan, perilaku menyimpang lainnya.
•
Knowledge questions/ pertanyaan pengetahuan/ pertanyaan informatif : menanyakan
ttg hal-hal yg telah diketahui responden.
•
Skip or contingency questions / pertanyaan untuk dilewati atau diteruskan :
penyaringan untuk responden tertentu
Bentuk
pertanyaan:
1.
Pertanyaan terbuka/ Open ended
–
Free response questions: kebebasan bagi responden untuk menjawab.
–
Directed response questions: kebebasan bagi responden untuk menjawab akan
tetapi sudah sedikit diarahkan.
2.
Bentuk pertanyaan tertutup/Close Ended
–
Dichotomus choice: hanya disediakan 2 jawaban alternatif, responden memilih
satu diantaranya.
–
Multiple choice: menyediakan beberapa jawaban alternatif, responden memilih 1
jawaban yang sesuai dengan pendapat responden
Keuntungan
Pertanyaan Tertutup :
Mudah
dihitung persentase jawabannya.
Dapat
menggunakan lembar jawaban komputer sehingga cepat menghitungnya.
Mudah
melacak pendapat berdasarkan waktu
Mudah
memfilter jawaban yang tidak berguna atau yang ekstrim.
SUMBER :
http://expresisastra.blogspot.com/2013/11/macam-macam-teknik-pengambilan-sampel.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar