Paragraf Deduktif adalah paragraf yang diawali dengan
mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama yang bersifat umum kemudian
diikuti kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus.
Emas merupakan produk investasi yang diyakini dapat menangkal inflasi. Sejarah membuktikan bahwa emas hampir selalu akan diborong orang apabila terjadi kepanikan yang dapat membahayakan ekonomi negara (inflasi tinggi, krisis keuangan, ataupun perang). Seperti pada saat terjadi perang teluk, harga emas dunia, batangan logam mulia langsung terdongkrak seiring kenaikan harga minyak mentah dunia.
Kalimat utama dalam contoh paragraf di atas adalah emas merupakan produk investasi yang prospektif.
Silogisme
Silogisme termasuk
dalam penalaran deduktif. Deduktif merupakan salah satu teknik untuk mengambil
simpulan dalam sebuah karangan. Sebenarnya jenis silogisme banyak, tetapi yang
dibahas di sini hanya satu jenis, yaitu silogisme golongan ada yang mengistilahkan
silogisme kategorial.
Dalam
silogisme terdapat dua premis dan satu simpulan. Premis merupakan pernyataan
yang dijadikan dasar untuk menarik simpulan. Kedua premis itu adalah premis
umum (premis mayor) dan premis khusus (premis minor).
Premis umum (PU) : berisi pernyataan yang menyatakan semua
anggota kelompok atau kumoulan sesuatu
yang memiliki sifat atau ciri tertentu.
Premis Khusus (PK) : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota
kelompok atau kumpulan sesuatu itu
Simpulan (P) : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok
sesuatu itu memiliki sifat atau
ciri tertentu.
Jika ketentuan-ketentuan di atas
dibuat rumus akan menjadi:
PU :
Semua A = B
PK :
Semua C = A
S
: Semua C = B
Contoh I:
PU :
Semua profesor pandai.
PK :
Pak Adit adalah profesor.
S :
Pak Adit pasti orang pandai.
Keterangan:
Semua A : kelompok
atau kumpulan sesuatu itu = semua profesor
B : kelompok sesuatu itu memiliki sifat
atau ciri tertentu = pandai
C : seseorang atau sesuatu anggota
kelompok itu = Pak Adit
Contoh II:
PU :
Binatang menyusui melahirkan anak dan tidak bertelur.
PK :
Kerbau binatang menyusui.
S :
Kerbau melahirkan anak dan tidak bertelur.
Catatan: Kata “semua” dapat tidak disebutkan atau dapat juga diganti dengan kata “setiap” atau “tiap-tiap”
Contoh III:
PU :
Setiap orang asing harus memiliki izin kerja, jika ingin bekerja di Indonesia.
PK :
Peter White itu orang asing.
S :
Jadi, Peter White harus memiliki izin kerja jika ingin bekerja di Indonesia.
Silogisme Negatif
Jika salah satu premis dalam
silogisme bersifat simpulannya pun akan bersifat negatif pula. Biasanya
pernyataan negatif digunakan kata “tidak”, “tak”
Contoh I:
PU :
Semua penderita penyakit gula tidak
boleh banyak makan makanan berepung
PK :
Pak Badu penderita penyakit gula
S :
Jadi, Pak Badu tidak boleh banyak makan makanan bertepung
ENTIMEM
Entimem
adalah silogisme yang diperpendek. Entimen tidak peerlu menyebutkan premis
umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi
penyebabnya.
Rumus entimem : C = B, Karena C = A
Contoh :
Silogisme
:
PU :
Pegawai yang baik tidak mau menerima suap.
PK :
Ali pegawai yang baik.
S :
Ali tidak mau menerima suap.
Entimem
Ali tidak mau menerima suap, karena
ia pegawai yang baik.
Penjelasan:
C
= Ali ;ia
B
= tidak mau menerima suap
A
= pegawai yang baik
C = B, karena C = A
Contoh di atas silogisme yang
dijadikan entimen. Jika entimen dapat dikembalikan menjadi silogisme
Contoh :
Entimem :
Badu harus bekerja keras, karena ia
orang yang ingin sukses.
C
: Badu
B
: harus bekerja keras
A
: orang yang ingin sukses
Silogisme :
PU
: Semua orang yang ingin sukses harus bekerja
keras.
PK
: Badu orang yang ingin sukses.
S
: Maka, Badu harus bekerja keras.
http://www.limaratus.com/2013/07/pengertian-dan-contoh-silogisme-bahasa.html
http://irfansyahpuutra.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-contoh-paragraf-deduktif.html
http://acepgagan.blogspot.com/2013/01/silogisme-entimem.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar